Sabtu, 23 Juni 2012

Flashback: Hidayah Berhijab

Hidayah untuk berhijab datang kepada saya suatu hari ketika baru selesai berwudhu di masjid Salman ITB...

Di dalam ruangan tempat wudhu akhwat, setiap akhwat yg baru selesai berwudhu pasti mampir dulu ke depan cermin untuk merapikan diri sebelum menuju ruangan utama masjid. Ada yg sebentar, ada yg lama, ada yg lamaaa banget ngacanya.

Disanalah saya berdiri saat itu, di hadapan cermin besar berbentuk persegi, berdesakan dengan perempuan2 lain yg sebagian anggota tubuhnya masih basah baru terbasuh air wudhu. Penuh sesak. Maklum adzan baru saja berkumandang, banyak orang berlomba mengejar keutamaan shalat berjamaah.

Saya sampai harus berjinjit untuk bisa melihat bayangan wajah saya di cermin karena terhalang banyak orang di depan saya.
Karena kurang puas, saya memilih menunggu orang2 di depan saya selesai bercermin. Ketika menunggu itulah saya jd memperhatikan orang2 di sekitar saya dan apa yg mereka lakukan. Mereka menyelipkan rambut2 di wajahnya ke balik jilbab kemudian merapikan lipatan jilbabnya yg agak kusut setelah berwudhu.
Satu orang, dua orang, tiga orang, empat orang, banyak sekali, rasanya seperti semua orang melakukan hal yg sama disana.

Semua orang??
Tidak, tidak semua orang, karena saya tidak melakukannya.

Semua orang...

Kecuali saya...





Tiba2 suara hati saya seakan2 berteriak membentak diri saya sendiri.
Bertubi2.


KENAPA??
KENAPA SAYA TIDAK MELAKUKAN HAL YANG SAMA SEPERTI YANG DILAKUKAN OLEH PEREMPUAN MUSLIMAH YG LAINNYA??

KENAPA SAYA... BELUM BERJILBAB...

KENAPA...??!!


Detik itu juga bayangan diri saya nampak jelas di hadapan saya, tak ada lg yg menghalangi.
Terdorong2 oleh beberapa orang di belakang saya yg juga ingin mendekat ke cermin, seolah2 saya dipojokkan untuk melihat apa yg ada di cermin..

Tuh liat tuh penampakanmu seperti apa!
Beda banget kan dengan orang2 yg ada disini!

Celana jins ketat, kaos kekecilan nempel ke kulit yg sangat jelas ngebentuk badan, apa pantes kamu ada disini?

Apa pantes perempuan berpakaian seperti itu?

Apa pantes kamu menyebut diri sendiri MUSLIMAH??

JLEBB!!


Dengan tangan gemetar saya merapikan rambut dan poni miring andalan saya.
Dan bentakan2 itu datang lagi..

Apa yg kamu lakukan sih??
Untuk apa membentuk rambutmu begini begitu supaya keliatan bagus padahal harusnya ditutup??


Air mata mulai membasahi mata saya...

MALU.

Maluuuu sekali...

Malu sama teman2, malu sama semua orang, malu sama Allah...


Segera saya beranjak keluar dari tempat wudhu akhwat. Shalat berjamaah sudah dimulai.

Sepanjang shalat tak henti2nya saya ingin menangis.
Dan setelah shalat, sepertinya baru saat itu saya merasa nyamaaan sekali memakai mukena. Nyamaaan sekali menutup aurat.
Ya, saat itu juga hati saya mantap ingin berhijab.


Alhamdulillah ya Allah, terimakasih atas pengalaman hati yg saya rasakan hari itu, sungguh tak terhingga nilainya.

Akhirnya saya mulai menggunakan hijab sejak 11 Desember 2006, sampai sekarang. And I'm sooo proud to wear hijab :)

0 Comments:

blogger templates | Make Money Online